Bahtsul Masail Sebagai Ruang Berpikir Kritis dan Dinamis Mahasantri
Bahtsul Masail merupakan salah satu tradisi khas pesantren yang harus tetap dihidupkan hingga seterusnya. Secara harfiah, istilah bahtsu artinya membahas sedangkan masail berarti masalah, sehingga bahtsul masail adalah istilah yang digunakan untuk kegiatan dimana didalamnya membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat, lingkungan pesantren hingga lingkup kewarganegaraan. Permasalahan-permasalahan yang dibahas dikemas dan dirujuk kepada kutubut turots, sehingga menghasilkan hukum yang berdasar pada pendapat-pendapat ulama’salaf.
Bahtsul masail menjadi media pembelajaran yang menuntut mahasantri untuk berpikir kritis, dinamis, sistematis dan argumentatif, tidak hanya dapat menguasai teks ibarot yang dimiliki. Sehingga mahasantri dapat mengaitkan isi ibarot dengan konteks permasalahan aktual yang dibahas. Setiap mahasantri juga dituntut untuk bersikap argumentatif dalam menyampaikan pendapatnya. Hal ini berarti argumen yang disampaikan tidak boleh hanya berdasar pada opini pribadi, melainkan harus disertai dengan dasar yang kuat dari kitab-kitab turats.
Di Ma’had Aly Al-Zamachsyari sendiri, bahtsul masail sudah menjadi agenda rutin bulanan yang diikuti oleh seluruh mahasantri. Dengan adanya agenda rutin tersebut, mahasantri dilatih untuk terbiasa menghadapi persoalan nyata melalui pendekatan kritis, dinamis, dan argumentatif.
Kegiatan rutinan tersebut terbukti memberikan dampak positif terhadap mahasantri. Dengan diadakanya kegiatan bahtsul masail setiap bulan, mahasantri menjadi terbiasa untuk memahami ibarot secara mendalam tidak hanya dipahami secara tekstual saja. Kemudian mahasantri juga terbiasa mengaitkan permasalahan dengan konsep-konsep yang ditawarkan oleh kutubut turats. Sehingga mahasantri tidak hanya dapat berpikir kreatif, tetapi juga mengetahui dasar-dasar hukum terkait kegiatan sehari-hari dan permasalahan yang terjadi.
Dengan adanya bahtsul masail, mahasantri juga terlatik untuk percaya diri menyampaikan pendapatnya di depan para peserta. Forum ini memberikan ruang bagi mereka untuk menyam,paikan gagasan, mengemukakan argumen sekaligus mempertahankan argumenya dengan dalil yang kuat ketika di tanggapi oleh peserta lain.
Sangat besar harapan penulis forum ini dapat terus berlanjut agar dapat terus mengembangkan pikiran serta kepercayaan diri mahasantri. Permasalahan-permasalahan kontemporer juga akan terus berganti seiring perkembangan zaman. Sehingga forum ini sangat dibutuhkan agar dapat terus mempertahan kutubut turats sebagai pedoman dalam menetapkan hukum. Meskipun dengan perkembangan zaman yang ada, tidak sampai menghilangkan konsep-konsep ulama’salaf. Sehingga mahasantri dapat berperan aktif dalam mempertahankan konsep-konsep salaf di perkembangan zaman saat ini.